1.
Mengapa garam atau gula
dapat terlarut dalam air?
2.
Bagaimana proses dalam
pelarutannya ?
3.
Mengapa naftalena ( C10H8
) lebih larut dibandingkan CsF dalam benzena ?
4.
Jelaskan mengapa etanol ( C2H5OH
) tidak larut dalam sikloheksana ( C6H12 ) ?
Jawaban
1.
Gula adalah suatu zat padat
yang mudah sekali larut dalam zat cair. Banyak faktor yang dapat mempercepat
maupun memperlambat pelarutan gula tersebut. Faktor-faktornya sebagai berikut :
a)
Suhu
Pemanasan pelarut dapat mempercepat larutan zat
terlarut sedangkan pelarut dengan suhu yang lebih tinggi akan lebih cepat
melarutkan dibanding suhu yang lebih rendah. Ketik pemanasan dilakukan,
partikel pada suhu tinggi bergerak lebih cepat dibanding suhu rendah. Akibatnya,
kontak antara zat terlarut dengan zat pelarut menjadi lebih efektif.
b)
Ukuran zat pelarut
Zat terlarut dengan ukuran kecil (serbuk) lebih mudah
melarut dibanding zat terlarut yang berukuran besar. Zat terlarut berbentuk serbuk,
permukaan sentuh antara zat terlarut berbentuk serbuk lebih cepat larut dari
pada zat terlarut berukuran besar.
c)
Volume pelarut
Volume pelarut yang besar akan lebih mudah melarutkan
zat terlarut.
d)
Pengadukan
Pengadukan menyebabkan partikel-partikel antara zat
terlarut dengan pelarut akan semakin sering untuk bertabrakan. Hal ini
menyebabkan proses pelarutan menjadi semakin cepat.
Kemampuan
garam-garam larut ke dalam air tidaklah sama, ada garam yang mudah larut dalam
air seperti natrium klorida (NaCl) dan ada pula garam yang sukar larut dalam
air seperti perak klorida (AgCl). Apabila NaCl dilarutkan ke dalam air,
mula-mula akan larut tetapi jika ditambahkan NaCl terus menerus ke dalam air, akibatnya
NaCl sendiri yang tidak dapat larut dalam air.semakin banyak NaCl yang
ditambahkan ke dalam air, semakin banyak endapan yang akan diperoleh. Larutan yang
demikian itu disebut larutan jenuh artinya pelarut tidak dapat lagi melarutkan
NaCl. Ketika sudah tercapai larutan jenuh, berapapun jumlah garam yang
ditambahkan, garam tersebut hanya akan tenggelan ke dasar air membentuk endapan
kristal. Dari fakta inilah muncul istilah kelarutan.
2.
Garam dapur NaCl adalah senyawa garam netral yang
terbentuk dari logam alkali (golongan IA) dan halogen (golongan VIIA) yanag
saling terikat dengan ikatan ionik. Sementara unsur-unsur dari golongan alkali
adalah senyawa yang memiliki satu elektron pada kulit paling luar (golongan IA)
sehingga sangat mudah melepaskan satu elektron tersebut untuk memperoleh
konfigurasi gas mulia (elektron valensi = 8) mencapai konfigurasi elektron yang
stabil. Jadi Natrium (Na) berubah menjadi ion positif.
Klor memiliki 7 elektron (golongan VIIA) sehingga
lebih stabil dengan menambahkan satu elektron pada kulit paling luarnya (jkonfigurasi
gas mulia atau elektron valensi berjumlah 8) dengan demikian Klor berubah jadi
ion Klorida Cl-.
ikatan ionik yang membentuk NaCl
tidak cukup kuat untuk mempertahankan persenyawaan mereka. Karena, mereka lebih
suka stabil dalam bentuk ion. Muatan mereka masing-masing dapat distabilkan inilah
fungsi air H2O.
Air memiliki sisi hidrogen dan oksigen. Sisi hidrogen
yang memiliki muatan cenderung positif (tidak benar-benar positif) sehingga
dapat menstabilkan ion natrium. Artinya ion natrium akan dikelilingi oleh air
pada sisi oksigen dan ion klorida akan dikelilingi (membentuk ikatan ion-dipol)
air pada sisi hidrogen.
Dengan pecahnya garam NaCl menjadi ion-ion inilah yang
menyebabkan hilangnya garam dari pandangan mata, karena ion adalah spesi yang
sangat kecil.
Sebutir
kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul gula. Jika kristal
gula itu dimasukkan ke dalam air, maka molekul-molekul gula akan memisah menuju
ke dalam air (melarut). Molekul gula bergerak secara acak seperti gerakan
molekul air.sehingga dapat menumbuk permukaan kristal gula atau molekul gula yang
lain. Sebagaimana molekul gula akan terikat kembali dengan kristalnya sehingga
membentuk kristal (mengkristal ulang). Jika laju pelarutan gula sama dengan
laju pengkristalan ulang. Maka, proses itu dalam kesetimbangan dan larutannya
disebut jenuh (mengandung zat terlarut dalam jumlah yang diperlukan untuk
adanya kesetimbangan antara solute yang terlarut dan tak terlarut).
3.
Karena CsF sangat polar sehingga
elektro negativitas dari flour. Naftalena dan benzena adalah non-polar. Jadi,
like dissolve like naftalena lebih larut dalam benzena karena sama-sama
nonpolar.
4.
Etanol adalah bersifat
polar, sedangkan sikloheksana bersifat nonpolar jadi tidak bercampur sempurna
(tidak larut). “Like Dissolve Like” sifat kelarutan senyawa organik dalam suatu
pelarut tertentu bergantung kepada dua zat yang akan dilarutkan dalam artian
bahwa senyawa yang memiliki sifat yang sama dalam kepolarannya cenderung dapat
melarut. Jadi senyawa polar larut dalam senyawa yang polar dan senyawa yang
nonpolar akan larut juga dalam senyawa yang nonpolar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar